Senin, 14 Maret 2016

Sejarah Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara

Berdirinya kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara diprakarsai oleh dua orang sosok yang memang begitu perduli terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Yang pertama adalah dr. H. Asad, SP.THT-KL yang menjabat sebagai direktur utama Rumah Sakit Permata Cirebon  yang mempunyai konsen bagaimana bisa memberdayakan sebanyak-banyaknya orang sehingga orang tersebut memiliki kemandirian dan bisa membawa sesuatu mempunyai nilai tambah. Yang kedua adalah ibu Ane yang aktif di BMT (Baitul Maal wa Tamwil) Islamic Center.


Dari niat kedua orang tersebut – dr. Asad dan ibu Ane – akhirnya dipertemukanlah dengan guru-guru SLB B (tuna rungu) Pancaran Kasih. Diataranya ada pak Budi, Ibu Noneng, dan ibu Umi. Pertemuan pertama kali dengan guru-guru SLB B Pancaran Kasih bersama dengan dr. Asad dan ibu Ane bertempat di lobi rumah sakit Permata Cirebon, hari Jum’at tanggal 22 Januari 2016 pukul 10 pagi. Di sana membahas tentang konsep-konsep awal bagaimana murid-murid SLB B Pancaran Kasih dan alumni-alumninya bisa terberdayakan.
 
Karena dari informasi yang disebutkan oleh guru-guru tersebut, para alumni SLB B seperti termarjinalkan, setelah mereka lulus kurang mempunyai keterampilan sehingga kurang memberikan kemandirian terhadap hidupnya. Oleh karena itu, berangkat dari masalah tersebut akhirnya dr. Asad yang kebetulan punya lembaga pelatihan – yaitu LPK Nusantara – memfasilitasi  dan sangat terbuka lebar untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang berguna dan bermanfaat bagi murid-murid serta alumni SLB B Pancaran Kasih.

Dari tanggal 22 Januari, dilanjut satu minggu kemudian kami mengadakan pertemuan dan silaturahim awal dengan seluruh murid-murid serta alumni SLB B Pancaran Kasih yang bertempat di Kampung Bima Center Cirebon di belakang stadion Bima. Di situ diutarakan maksud kami dan niat awal kami bagaimana mereka bisa terberdayakan. Di pertemuan tersebut juga dihadiri beberapa orang tua siswa dan alumni, tujuannya untuk mensosialisasikan niat baik kami untuk mengadakan program-program pelatihan. 



Setelah bertemu dengan murid, alumni dan juga para guru dan perwakilan dr. Asad yaitu dari pihak LPK Nusantara yang diketuai oleh bapak Agus Reza, Dadi Priadi selaku bendahara dan tim. Akhirnya, muncul sebuah kesimpulan atau keputusan bahwa setiap hari Minggu pagi para murid-murid dan alumni SLB B Pancaran Kasih dipersilahkan datang ke Kampung Bima Center untuk menerima pelatihan-pelatihan. Pelatihan ini diawali dengan pelatihan penanaman tanaman kangkung. Kebetulan Kampung Bima memiliki lahan cukup luas di belakang, untuk bercocok tanam.

Selain pelatihan penanaman kangkung, juga ada pelatihan membuat bros, aksesoris dan kerajinan tangan lainnya yang di mentori oleh ibu Noneng. Kerajinan tersebut kurang lebih bisa langsung di jual ke pasaran. Setelah berjalannya pelatihan selama beberapa minggu, pada minggu ke lima munculah nama resmi pelatihan ini. Awalnya pelatihan tersebut belum bernama Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara. Hanya sebatas kerja sama antara LPK Nusantara dan SLB B Pancaran Kasih.

Kemudian ibu Ane selaku pimpinan BMT Islamic Centre memiliki inisiatif membicarakan lebih lanjut tentang kemana arah program-program yang dibuat oleh LPK Nusantara dan SLB B Pancaran Kasih. Akhirnya, dirundingkan kembali dan rapat kembali yang dihadiri oleh ibu Ane, pihak SLB B (pak Budi, ibu Noneng, dan ibu Umi) dan dari pihak LPK Nusantara (Agus Reza dan Dadi Priadi). Membahas tentang konsep kedepan dari kerjasama ini. Ibu Ane melihat perkembangan kegiatan ini cukup positif namun beliau merasa ada komunikasi yang kurang dan melihat bahwa setiap kegiatan membutuhkan biyaya/dana.

Dari diskusi tersebut ada 3 poin yang telah muncul dan disetujui.



  1. Kelompok pemberdayaan di bawah naungan BMT Islamic Centre 
  2. BMT Islamic Centre membiyayi seluruh kegiatan yang dilakukan. Karena memang sudah ada pos-pos dan untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
  3. Nama pelatihan adalah Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara



Nama tersebut memiliki makna:


Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara yang beranggotakan anak-anak dan alumni SLB B Pancaran Kasih memiliki ibu asuh bernama BMT Islamic Centre dan memiliki seorang ayah asuh bernama LPK Nusantara



Muncul juga beberapa keputusan kepengurusan Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara, yaitu:

Ketua                                                  : Agus Reza
Wakil                                                   : pak Budi
Bendahara                                           : ibu Noneng
Sekertaris                                            : Dadi Priadi

Ketua bidang kegiatan                          : Ibu Umi
Ketua divisi sarana dan prasarana        : Qoonitah Fitri Al-Nisa
Ketua divisi keanggotan                       : ibu Noneng
Divisi bagian informasi dan publikasi     : Tofik Dwi Pandu
Ketua bidang pertanian                        : pak Osad

Setelah itu tanggal 20 Februari 2016 ditambah satu lagi kegiatan baru untuk Kelompok Pemberdayaan Pancaran Kasih Nusantara, yang datang dari pengurus BMT Islamic Center. Pelatihanya pun dari pengurus BMT. Mereka biasa membuat penganan seperti cheese stick. Siswa-siswa SLB B dan para alumni diberikan peltihan bagaimana membuat cheese stick.

Dari ketiga pelatihan yang sudah berjalan antusiasme para peserta pelatihan selalu tinggi. Jumlah peserta kurang lebih ada 30 orang. Kami memiliki visi-misi bagaimana menjaring sebanyak-banyaknya orang untuk bisa lebih mandiri dan lebih bisa berkarya minimal untuk dirinya sendiri dan keluarga, lebih luas untuk masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar